Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Senin, 02 Februari 2015

WANITA

WANITA.. Wanita.. smile emotikon
wanita jadi batal cantiknya | bila terlalu banyak bicara

lelaki jadi batal jantannya | bila tanggung jawabnya tiada

wanita hilang keanggunan diri | jika semua lelaki bisa mendekat

lelaki hilang harga diri | bila gemar mengeluh

semakin banyak interaksi wanita dengan lelaki | semakin sedikit kehati-hatian dirinya

dan belumlah dipanggil lelaki | bila belum mampu menghidupi diri sendiri

satu lagi | wanita minus cantiknya | bila tertawa ngakak | watch it (=_=)d

Pernyataan Imam Hasan al-Bashri

Imam Hasan al-Bashri, pemuka sufi dari generasi Tabiin, pernah menyatakan:
أَدْرَكْنَا أَقْوَاماً لَوْ رَأَيْتُمُوْهُمْ لَقُلْتُمْ مَجَانِيْنُ، وَلَوْ رَأَوْكُمْ لَقَالُوْا شَيَاطِيْنُ
Aku pernah semasa dengan beberapa orang (Sahabat Nabi ). Seandainya kalian melihat (tingkah laku) mereka, maka niscaya kalian akan berkata, “Mereka itu orang-orang gila.” Namun, seandainya mereka melihat (tingkah laku) kalian, maka niscaya mereka akan berkata, “Mereka itu tak ubahnya setan.”
Orang-orang saleh, seringkali tampak sangat aneh di mata masyarakat, karena kecenderungan, kesenangan, cara berpikir, dan tujuan hidupnya memang tidak sejalan dengan kecenderungan masyarakat secara umum. Karena itulah, Imam al-Ghazali, khususnya dalam Ihyâ’ Ulumiddîn, cukup sering mengutip sabda Nabi Muhammad :
أَكْثَرُ أَهْلِ الجَنَّةِ البُلْهُ
Yang paling banyak menghuni surga adalah orang-orang dungu. (HR al-Bazzar dari Anas bin Malik).
Dungu yang dimaksud di sini jelas sekali bukan dungu dalam semua hal. Imam al-Ghazali menyatakan, yang dimaksud oleh Rasulullah adalah dungu (lugu) dalam urusan duniawi. Orang yang paling mudah masuk surga adalah orang yang tidak terlalu menghiraukan kepentingan-kepentingan duniawinya; tidak marah jika haknya diambil oleh orang lain; tidak sedih jika ada hak miliknya hilang; tidak risau jika dia menjual dengan murah atau membeli dengan mahal; dan lain sebagainya. Biasanya, orang yang bertipe seperti ini, dalam pandangan masyarakat secara umum, dianggap sebagai orang yang dungu. Padahal, sejatinya mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki hutang kesalahan kepada sesama manusia (al-haqq al-adami), justru orang lain yang memiliki banyak hutang kesalahan kepada dia. Orang yang mendatangi Hari Pembangkitan dengan status tidak memiliki hutang kesalahan kepada orang lain, berarti dia telah menginjakkan satu kakinya di surga.
___________________________________________
Kutipan Rubrik Khaniqah Sufi Buletin SIDOGIRI, Edisi 91, Jumadats Tsaniyah 1435 H.

Dialog & Jawaban Telak Dosen dengan Mahasiswi Liberal soal Jilbab

Dialog & Jawaban Telak Dosen dengan Mahasiswi Liberal soal Jilbab

Mahasiswi: Apakah ada satu ayat dalam Qur’an yang mewajibkan perempuan berhijab/berjilbab?

Dr. Jassem al-Mutowi’: Perkenalkanlah diri anda terlebih dulu

Mahasiswi: Saya adalah mahasiswa semester akhir di universitas. Sepengetahuan saya bahwa jilbab tidak diperintahkan oleh Allah. Oleh sebab itu saya tidak berjilbab, namun saya tetap sholat alhamdulillah.

Dosen: Baiklah, boleh saya bertanya satu soal kepada anda?

Mahasiswi: Silakan..

Dosen: Jika saya mengulang-ulang satu makna kepada anda tetapi saya ungkapkan dengan 3 kata yang berbeda, apakah yang anda pahami?

Mahasiswi: Hmm maksudnya apa ya

Dosen: Jika saya bilang kepada anda, tolong bawakan ijazah universitasmu, atau bawakan kertas hasil kelulusanmu, atau bawakan surat pernyataan hasil akhir dari universitas, apakah yang anda pahami?

Mahasiswi: Saya harus membawa bukti ijazah universitas saya, tak ada ruang bagi saya untuk salah memahami ungkapan bapak, karena memang maksud dari ketiga ungkapan (ijazah, kertas, pernyataan) itu satu makna.

Dosen: Nah itulah yang saya maksudkan sebelum ini...!

Mahasiswi: Tapi apakah kaitannya ungkapan bapak dengan hijab?

Dosen: Sebenarnya Allah gunakan 3 istilah di dalam Qur’an untuk mengungkapkan hijab perempuan.

Mahasiswi: (sambil memandang aneh) Bagaimana itu bisa?

Dosen: Allah telah mensifatkan pakaian yang menutupi tubuh perempuan dengan istilah hijab, jilbab dan khimar untuk satu makna. Jadi anda pahaminya bagaimana?

Mahasiswi itu terdiam.

Dosen: Anda mesti pahami bahwa tema jilbab ini semestinya tidak menimbulkan perbedaan di antara kita seperti halnya 3 ungkapan ijazah untuk makna yang sama kan?

Mahasiswi: Bapak telah mengagetkan saya dalam cara berdiskusi seperti ini.

Dosen: Sifat pertama, yaitu firman Allah
" Hendaklah mereka menjulurkan kerudung mereka ke atas juyub tubuh mereka”

Kedua, ialah firman-Nya
“ Wahai Nabi katakanlah kepada isterimu, anak perempuanmu, dan istri orang-orang beriman untuk mengulurkan jilbab mereka”

Ketiga, ialah firman-Nya
" Jika kamu meminta suatu barang kepada isteri nabi, maka mintalah dari balik hijab”

Bukankah ini semua menunjukkan wajibnya menutup tubuh perempuan?

Mahasiswi: Sungguh bapak telah membuat saya terkejut dengan perkataan ini.

Dosen: Baiklah saya jelaskan kepadamu ketiga istilah itu dalam bahasa arab. Khimar adalah kain yang menutupi kepala perempuan, dan menjulurkannya ke atas juyub maksudnya mengulurkannya agar bisa menutupi leher dan dada. Jilbab adalah kain baju yang luas dan panjang, menutupi lengan tangan dan kepala, seperti baju tradisional Maroko. Hijab adalah tirai penutup.

Mahasiswi: Saya bisa memahami bahwa tidak bisa tidak saya mesti berhijab.

Dosen: Ya memang demikian wajib. Jika hatimu dipenuhi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ada 2 jenis pakaian.
Pertama, pakaian yang menutupi fisik, sebagai kewajiban mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya.
Kedua, pakaian yang menutupi roh dan kalbu, jenis ini lebih baik dari yang pertama. Karena perempuan bisa jadi berjilbab secara fisik, namun ia kehilangan atau lepas dari pakaian takwa. Yang benar adalah perempuan harus memakai 2 jenis pakaian itu. Hal ini juga berlaku bagi pakaian yang dikenakan laki-laki.

Mahasiswi: Dulu saya mengira bahwa hijab tidak disebutkan di dalam Qur’an.

Dosen: Tentu saja hijab telah disebutkan di dalam Qur’an dan juga sunnah, serta disepakati oleh seluruh ulama islam. Kamu harus gemar taqarub kepada Allah dengan mentaati-Nya karena telanjang itu salah satu tujuan syetan untuk menjerumuskan Adam dan Hawa.

Mahasiswi: Apa maksud anda?

Dosen: Ketika Allah perintahkan Adam dan Hawa memakan buah-buahan sorga, selain satu pohon khuldi, setan langsung membisiki mereka berdua “fa dallaahuma bi ghurur”. Maka ketika mereka berdua melanggar perintah Allah itu dengan memakan buah khuldi tersingkaplah aurat mereka (lihat surah al-A’raf: 22) itulah tujuan setan agar umat manusia telanjang sempurna.

Oleh sebab itu Adam dan Hawa bertobat dan segera mencari dedaunan besar untuk menutupi aurat kemaluan mereka. Persoalan pakaian sangat tua seusia penciptaan Adam dan Hawa. Saya sarankan kamu membaca buku “psikologi pakaian” karena pakaian berpengaruh kepada kepribadian kita.

Mahasiswi: Terus terang saya tidak mengira persoalan hijab dan pakaian ini sangat besar sekali.

Dosen: Apakah sekarang kamu telah memutuskan untuk berhijab atau berjilbab atau berkerudung?

Mahasiswi pun tersenyum dan berkata: Sungguh saya telah pahami pelajaran ini dengan baik, tapii, saya akan berhijab kalau sudah tua kelak...

Dosen: Hmm, ternyata kamu berfikir dan berencana yang berkebalikan dengan perintah Allah.

Mahasiswi pun kebingungan, “ Bagaimana kebalikan”?

Dosen: Allah telah beri keringanan kepada perempuan tua untuk melepas hijabnya dalam firman-Nya di surah An-Nur: 60 Allah meringankan kewajiban berjilbab bagi perempuan tua dengan syarat tidak tabarruj dalam berhias.

Mahasiswi: Kalau gitu, kami yang masih muda ini artinya haruslah iltizam wajib mengenakannya. Hehe.. (sambil tersenyum).

Dosen: Masya Allah kamu cerdas sekali menarik kesimpulan. Nah, bukankah kamu menjaga solat 5 waktu? Apakah ketika sholat kamu memakai hijab?

Mahasiswi: Tentu saja donk..

Dosen: Kalau begitu, kenapa dalam sholat wajib dipakai?

Mahasiswi: Maaf saya tidak tahu (lalu tersenyum)

Dosen: Apakah kamu percaya bahwa Islam memerintahkan perempuan mengenakan pakaian untuk menghadap Allah dalam sholat lalu menyuruh ia gunakan pakaian yang lebih pendek dan minimalis ketika menghadapi manusia di luar sholat?

Mahasiswi: Ya beda kan, yang satu sholat kita sedang beribadah, dan yang satu lagi kita sedang bermuamalah dunia..!

Dosen: Benar, sholat adalah ibadah, dan ia bagian dari kehidupan kita. Sementara hidup kita ini seluruhnya adalah ibadah kepada Allah. Makanya pakaian perempuan di dalam sholat itulah pakaiannya di dalam kehidupan ini seluruhnya.

Sabtu, 10 Mei 2014

Referensi Editing Template

Rp 350,000
Deskripsi produk tulis disini Referensi Editing Template : http://www.tukangtokoonline.web.id/2014/02/template-herbal-medical-modif-new.html

Minggu, 27 April 2014

Welcome !

Assalamualaikum wr wb...